Kualitas Udara di Jakarta Masuk Kategori Sedang pada Jumat Pagi  

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kualitas udara di Jakarta pada Jumat (26/4/2024) pagi ini, semakin membaik ialah menduduki urutan 70 besar sebagai kota dengan udara terburuk di bumi dengan kategori sedang.

Berdasarkan beritarmasi situs pengawas kualitas udara IQAir pada pukul 05.23 WIB, indeks kualitas udara (AQI) di Jakarta berada di urutan ke-25 dengan nomor 88 alias masuk dalam kategori sedang dengan polusi udara PM2,5 dan nilai konsentrasi 30 mikrogram per meter kubik.

Angka itu memmemilikii penjelasan tingkat kualitas udaranya masuk kategori sedang ialah kualitas udaranya dimana tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan dimana sensitif dan nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 51-100.

Kategori tidak sehat bagi golongan sensitif ialah dapat merugikan manusia ataupun golongan hewan dimana sensitif alias bisa menimbulkan kebobrokan pada tumbuhan ataupun nilai estetika. Kategori baik ialah tingkat kualitas udara dimana tidak mempersembahkan|menawarkan pengaruh bagi kesehatan manusia alias hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan, gedung ataupun nilai estetika dengan rentang PM2,5 sebesar 0-50.

Kategori teramat tidak sehat dengan rentang PM2,5 sebesar 200-299 alias kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan pada beberapa|sebanyak bagian populasi dimana terpapar. Terakhir, rawan (300-500) alias secara umum kualitas udaranya dapat merugikan kesehatan dimana serius pada populasi.

Kota dengan kualitas udara terburuk urutan perdana, ialah Lahore, Pakistan di nomor 182, urutan kedua Kathmandu, Nepal di nomor 175, urutan ketiga Delhi, India di nomor 175, urutan keempat Baghdad, Iraq di nomor 172, urutan kelima Kota Medan, Nusantara di nomor 171, urutan keenam Chiang Mai, Thailand di nomor 169.

Urutan ketujuh Beijing, Cina di nomor 164, urutan kedelapan Hanoi, Vietnam di nomor 160, urutan kesembilan Wuhan, Cina di nomor 156, urutan kesepuluh Dhaka, Bangladesh di nomor 151, urutan kesebelas Chairo City, Mesir di nomor 141, urutan kedua belas Tehran, Iran di nomor 139, urutan ketiga belas Tel-Aviv Yavo, Israel di nomor 122, urutan keempat belas Istanbul, Turkey di nomor 114, urutan kelima belas Yangon, Myanmar di nomor 111. 

Urutan keenam belas Kolkata, India di nomor 107, urutan ketujuh belas Chengdu, Cina di nomor 107, urutan kedelapan belas Kinshasa, Kongo-Kinshasa di nomor 97, urutan kesembilan belas Doha, Qatar di nomor 96, urutan kedua puluh Jerusalem, Israel di nomor 94.

Urutan kedua puluh satu Beograd, Serbia di nomor 93, urutan kedua puluh dua Mexico City, Mexico di nomor 92, urutan kedua puluh tiga Manama, Bahrain di nomor 88, dan urutan kedua puluh empat Hangzhou, Cina di nomor 88.

Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menerbitkan Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 593 Tahun 2023 tentang Satuan Tugas Pengendalian Pencemaran Udara sebagai kebijakan untuk mempercepat penanganan polusi udara.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta menambah sembilan stasiun pengawasan kualitas udara (SPKU) di daerah itu sebagai upaya mempercepat penanganan polusi udara pada 2024. Kedatangan sembilan SPKU anyar ini diharapkan bisa mempersembahkan|menawarkan beritarmasi kualitas udara dimana lebih maksimum dan bisa menjadi rujukan utama semua pihak. Pada 2025, Pemprov DKI Jakarta mengincarkan jumlah SPKU di daerah itu 25 alat.

Agar penerapan optimal, penyebaran SPKU di semua|segenap daerah Jakarta juga disupport dengan regulasi lain dimana bisa melesatkan kualitas udara Jakarta, salah satunya mekemudiani area rendah emisi.

sumber : Antara